Sabtu, 08 Maret 2008

Ketik (DAI IDOL) spasi (Aa Budi)

Kalau anda pengamat berita, pendengar setia acara dakwah atau sering mendengar radio, anda mungkin mengamati bila belakangan ini banyak bermunculan agama-agama yang dituding sesat namun justru marak oleh pengikut. Banyak pula penceramah dari para kyai atau ustadz yang muncul bak pop idol lalu mendadak surut seperti pejabat tersangka korupsi. Sebut saja kyai H. AZ, Aa Jimi atau ustadz jufri ad dzalimi. Bahkan muncul kontes-kontes untuk mencari para idol baru, Selebritis Rohani.

Kok bisa?

Mudah saja penjelasannya. Semua itu terjadi karena apa yang disampaikan mereka hanya sesuatu yang ingin didengar massa, bukan sesuatu yang harus didengar massa. Saat masyarakat melihat ucapan mereka menyimpang atau ada suara merdu lain yang terdengar, mereka pun pasti beralih dan mengetik (DAI IDOL) spasi (Aa Budi), Sang Idol baru kita.

Viva Reality Show.

Rabu, 27 Februari 2008

The True Form of Happiness

Tahun lalu banyak film film yang bagus untuk ditonton. Salah satu yang saya suka adalah "The Pursuit of Happiness" dan film ini pula yang mengilhami posting pertama saya.

Janet T. Spence, dalam pidato resminya kepada Asosiasi Psikologi Amerika, 1986, mengatakan. "Amerika serikat merupakan masyarakat yang berorientasi pada prestasi yang secara historis telah mendorong untuk menghormati prestasi individu dan pencapaian kesejahteraan dibidang materi". Namun ironisnya, banyak warga amerika yang memiliki kelebihan materi ini, justru sering melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya sendiri.

Orang memang menilai dengan cara berbeda-beda. Apa yang penting bagi seseorang boleh jadi tak banyak artinya bagi orang lain. Apabila patokan kesuksesan kita generalisasikan seperti apa yang mereka cari, lantas kesuksesan seperti apa yang dicari dan dimana kebahagiaan itu sebenarnya berada?.

sebagai penutup, mungkin menarik menyimak pernyataan Heraklitus "Keledai lebih menyukai sampah daripada emas".